Thursday, November 10, 2011

luka part 3

Aku duduk di tempat biasa aku bertemu dengannya setelah sampai di tempat itu,dia memberikan novel yang ingin ku pinjam dengan gayanya yang cool.
“nih novelnya”(sambil memberikan novel itu)
“thanks” jawabku
(dia pergi mencari tempat yang berbeda ,karena disitu aku sedang bersama luqman)
“cil, aku pergi ya..” kata luqman (sambil berdiri)
“ha?mau kemana luq?” tanyaku
“gak enak aku sama wijaya” jawabnya (begitu saja meninggalkanku)
Aku menyerah membujuk luqman agar tetap bersamaku, aku sendiri lagi dan hanya melihat sobatku pacaran di pojok kanan. Ketika aku sedang memandang langit untuk mencari bintang sebagai teman curhatku, aku di kagetkan oleh seseorang.
“woy! Jangan ngalamun terus luk” katanya sambil mengagetkanku
“walah ,kamu jay?kenapa?” tanyaku polos
“hha,gapapa, aku duduk sini ya?” tanyanya meminta izin padaku
“iya ,silahkan” jawabku singkat
Perbincangan itu terlihat sangat asik dan ramai, sampai sampai omongan yang ga penting aja pun di omongin disitu. Wajah wijaya tiba-tiba berubah menjadi serius ketika membicarakan tentang perasaan.
“ Luk, aku boleh tanya ga?” kata dia
“iya apa?” jawabku
“kamu masih sayang sama agung?” tanya dia
Aku hanya membisu ,tak ada kata-kata yang bisa kuucap waktu itu,karena aku masih sayang .
“emang kenapa tanya-tanya gitu?” tanyaku heran
“oh gapapa,jawab aja sih?” jawab dia agak memaksa
“em,, ga?” jawabku singkat
“halah,bohong! Iya ga?aku Cuma pengen mastiin aja sih” jawab dia tegas
“em, iya !” kataku singkat
“oh yaudah, langsung aja ya, boleh ga kalo aku jadi penggantinya agung?” tanya dia
“maksutnya?” tanyaku polos
“em,ya mau ga kamu jadi ceweku?” jawab dia jelas
“tapi...................”
Perdebatan tentang masalah itu berlangsung sangat lama, kira-kira 2 jam berlalu, aku akhirnya memutuskan tentang perdebatan ini,
“em,aku Cuma takut jay!kamu nyakitin aku lagi” jawabku
“aku bakal buktiin ke kamu kalau semua cowo tu ga brengsek seperti yang kamu pikirin” jawabnya
“huft, gimana ya jay?” tanyaku bingung
“yaudah kalau misal kamu ga suka sama aku , ga usah di terima. Tapi kalau misal kamu pengen nyoba buka hati ,ya jawabanmu apa terserah” jawab dia singkat
“yaudah, aku nerima “ jawabku
“serius?” tanya dia
“iya” jawabku
“iya udah ,makasih ya” jawab dia senang (pada waktu itu )
Akupun pulang dengan basah kuyup,karena pada saat itu hujan mengguyur kota yogyakarta. Sampai dirumah aku masih heran atas jawaban yang aku berikan pada wijaya, tapi yasudahlah itu sudah keputusanku aku harus membuka lembar baru ,aku harus percaya pada dia. Sebelum aku terlelap dalam mimpi tak lupa aku menulis diary, tertulis dengan jelas pada kertas itu adalan SEPULUH APRIL DUARIBUSEBELAS.

No comments:

Post a Comment